Monday, 29 May 2006

pada sebuah lipatan: adakah yang nyaman pada masa lalu yang begitu egois meninggalkan yang lain yang selalu menawarkan kenyamanan a.k.a sebagai kewajiban

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Independent
ruang masa lalu selalu ingin dimasuki dengan sebab yang jelas dan sebab yang tak jelas. sebab yang jelas biasanya tidak membuat kejutan-kejutan. sebaliknya sebab yang tidak jelas malah menawarkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa jadi sebab masa depan yang sedang dicemaskan.

pada sebuah lipatan. rasa bersalah. yang menjadi sebab utama. mungkinkah rasa senang menjadi sebab kembali ke ruang yang lama ditinggalkan. bukankah senang itu bersama-sama. mari bergembira bersama-sama.

pada sebuah lipatan. kekuatan diam adalah kekuatan sejarah yang sesungguhnya. sehingga menjadi multitafsir. tawaran untuk diam adegan per adegan yang merupakan kekuatan. satu persatu ruang dimasuki. satu persatu ruang hadir. satu persatu ruang tak jadi ruang sebelumnya. sekarang jadi tujuan pencarian. adakah bertemu kejutan-kejutan.

pada sebuah lipatan menyembunyikan kekuatan justru pada lipatan. kejutan pertama adalah barisan bangku yang ditutupi kain putih seakan begitulah kita meninggalkan rumah untuk sekian lama. kamar-kamar tertutup dibuka pintu nostalgia satu-satu. demi satu. kembali mengingat.

Pasangan yang mengabaikan isterinya.
Perempuan yang mengisi waktu luang sendirian.
Pasangan yang bekerja keras.
Perempuan yang rajin memperhatikan.
Pasangan yang asik sendiri.
Perempuan yang suka tersenyum, pendiam, bekerja.
Pasangan yang ingin kembali.
Perempuan telah pergi.
Pasangan yang membuatkan kopi.
Laki-laki yang tidak begitu peduli.

pada sebuah lipatan: sebuah main-main. cukup mengganggu jika ditonton lebih dari satu kali. dua-tiga kali cukup membantu melihat detil adegan. mulai pergantian baju laki-laki. kegiatan yang berganti oleh laki-laki. tidak begitu dengan sang isteri. ada yang terus bersembunyi dalam sebuah lipatan.

entah jika cuma menonton sekali. sepertinya simbol begitu jauh. atau terlalu dekat dengan keseharian.

widhy | sinau


Judul Film | pada sebuah lipatan
Pemain | Richardus Ardita
Galih Pacar Ungu
Penulis naskah | Gama Marhaendra
Penata musik |Teguh Hari
Penyutradaraan| | Andi Seno Aji
Chandra Hutagaol
Gama Marhaendra











1 comment:

  1. Pada sebuah lipatan.

    Nyaris tanpa cela, kerinduan seseorang akan rasa tenang dan keheningan yang bercerita.
    Lipatan kenangan yang dibuka kembali, melipat angan melukis mimpi. Terdengar suara berkecamuk dalam sunyinya jiwa. Totalitas pengabdian dari tercinta dalam sebuah bingkai yang sempurna.
    Tatapan dan senyuman yang mencoba menyejukkan suasana. Ingatan itu muncul kembali, hanya sesal dan sedih yang tersisa.
    Yang hanya menciptakan ruang terpenjara dalam hatinya. Tanpa bisa berbuat apa-apa. Mimpi yang seharusnya terbang hanya jadi sampah kini.
    Terkasih pergi bersama angin yang menghembuskan mimpi. Bayangan itu selalu muncul dalam secangkir kopi. Menembus ruang dan waktu. Memantul dari kilau bingkai lampu. Fatamorgana di depan pintu, kunci masa depan terjatuh sudah dari genggaman.
    Kini hanya tinggal kenangan pada sebuah lipatan.

    Sebuah citra yang bergerak penuh misteri dan sarat interpretasi yang selalu membuka ruang diskusi. Informasi yang tersembunyi tersusun rapi, detail dan teliti. Yang mengharuskan ditonton lebih dari satu kali.
    Penggarapan yang minimalis tapi optimal. Informasi tidak perlu disajikan tumpang tindih. Kalau dengan bahasa gambar sudah cukup maka tidak perlu dengan bahasa lisan lagi. Dan musik berfungsi sebagai pembangun suasana dramatik.
    Secara ide film ini sangat cantik, sehingga melupakan segala penilaian secara teknik.

    Deniutek

    ReplyDelete