Thursday, 9 March 2006

kopi tubruk

Rating:★★★
Category:Other
Setiap hari pak Karni, pegawai bagian dapur-dikantor saya, menyediakan segelas kopi-biasa disebut-kopi tubruk. kopi langsung diseduh, digelas bening. biasanya, kopi tubruk terlalu banyak airnya, disuguhkan sampai tumpah ke tatakan gelas. tatakanpun jadi basah, oleh ampas kopi juga dinding gelas. kopi tubruk di warung kopi di daerah jawa tengah, khas juga dengan rasa manisnya yang berlebihan. setelah tumpah ditubruk air, kopi ditubruk gula hingga kelewat manis. saking manisnya, mencoba kopi tubruk pada sebuah menu yang ada disebuah restoran yang melestarikan budaya bangsa, kopi tubruk cukup favorit, tubrukan kopi dengan gula bisa membuat lidah yang terbiasa dengan kopi espresso di kedai kopi franchise yang gulanya tidak ditubrukkan ke kopi merasa tidak nyaman, terlalu manis. alhasil, kopi tubruk ala restoran pelestari budaya bangsa tersebut kurang cocok untuk dinikmati semua kalangan: saran, jangan tubrukkan gula terlalu banyak ke dalam gelas kopi, pisahkan saja gula dari kopi, sehingga dapat disesuaikan dengan selera pembeli.

Kopi tubruk paling unik yang pernah saya coba ada di sekitar Malang, kalau tidak salah di belakang DPRD kota Malang. Disana aroma kopi tubruk terasa dari jarak sekitar 10 m dari lokasi, ciri lainnya asap puith yang banyak. Kopi digodog terus menerus dengan kayu bakar, kopi tanpa gula dijarang api. Walaupun kopinya termasuk kopi kelas tiga alias kopi jagung, namun kesan lain yang didapatkan adalah sebuah tempat berjualan kopi. Mengapa? Secara tidak sengaja yang punya warung mengambil bahan baku untuk kayu bakar adalah kayu yang baru tebang-masih basah, sehingga asap yang ditimbulkan putih melimpah. Sambil ngopi di 5 menit pertama mata terasa perih terkena asap. 10 menit berikutnya kita mencari teman ngobrol, dan mulai menikmati suasana ngeri ini. Kira-kira setiap pengunjung menghabiskan waktu 30 menit. Entah karena pegawai negeri yang belum ngopi di rumah, atau memang pegawai negeri hobinya bolos kerja. Lumayan 2 sks di warung kopi. Kopi asap demikian saya menamakan lumayan untuk didatangi ketika di Malang.

Di Jakarta, di daerah Glodog ada kopi O, yang biasanya menjadi kopi tubruk yang dijual di daerah Bangka-Belitung. Di daerah ini kopi racikan rahasia ini sangat kental, dan kopi susunya mirip dengan kopi susu Aceh. Kenikmatannya mungkin pada suguhan di gelas keramik Cina dan rasa kopi yang unik-paduan antara pahit dan rasa lembut kopi ketika ditelan. Lembut karena tidak membuat kerongkongan terasa kering seperti panas dalam, sehingga bercangkirpun kita minum tidak terasa. Kopi seperti ini seperti kopi Mandheling, yang juga lembut ketika ditelan.

Ditubruk kopi tubruk enak, jika lembut. Tubrukan kopi dengan gula dan air panas 90 derajat, biasanya memang tidak dicampur. Kopi dulu diseduh, baru tambahkan gula. Minum kopi kok pakai aturan, bukan kabarnya rasanya yang berbeda. Coba saja dulu..Tidak melukai siapapun... Jika luka taburkan kopi, karena kopi bisa menutup luka, lain lagi itu ceritanya.


[widhy |sinau]

No comments:

Post a Comment