Tuesday, 4 April 2006

Undangan utk Para Sahabat (PoetCorner#6 - Launching AKU PEREMPUAN)


Apa kabar, sahabat. Tanpa bermaksud mengurangi nilai kesopanan dalam ritual beruluk-salam, aku ingin langsung bercerita padamu tentang satu buku kumpulan puisi dan cerpen yang baru saja aku baca. Dengan tebal 155++ halaman, karya-karya dalam buku ini ditulis oleh tiga perempuan yang rata-rata lahir di tahun 1985-an. Mereka adalah Widiani Hartati; Arnette Harjanto; dan Agnes Cynthia Dewi. Judul buku itu AKU PEREMPUAN.


 


Ya, sahabat, judul buku ini mengingatkan aku terhadap pembicaraan hangat antara kita dulu. Pembicaraan tentang wilayah genital sebagai ‘daerah yang sangat strategis’. Sebagaimana kita sepakati dulu, mulai dari kisah Adam dan Hawa; Lisystrata; Cleopatra dan the ‘Great’ Alexander; Perang Troya; Ken Arok dan Ken Dedes; Perang Bubat; sampai dengan polemik RUU APP di nusantara ini – yang tidak juga segera berujung – pokok permasalahannya ternyata sebagian besar berkisar di wilayah satu ini.


 


Sudah banyak fakta dan sejarah yang sudah membuktikan kalau ‘wilayah’ ini-lah yang jadi salah satu penyebab runtuh/berkembangnya sebuah peradaban. Pada ‘wilayah’ inilah sering terjadi pertemuan, pergesekan, bahkan pertarungan antarnilai. Fantastisnya, pertemuan nilai-nilai di ‘wilayah itu’ bukan sekedar nilai-nilai tabu, transenden ataupun humaniora semata, nilai-nilai ekonomi, bisnis bahkan politik pun termasuk di dalamnya.


 


Jadi, meski tema besar isi buku yang mungil tersebut tidak signifikan mengarah ke wilayah genital, adalah satu kewajaran kalau kemudian diambil salah satu judul puisi yang ada di dalamnya untuk menjadi title sampul buku ini, AKU PEREMPUAN. Ya, setidaknya secara argumentatif judul tersebut memang cukup mewakili ‘Butterfly Effect’ yang dialami para penulisnya – yang kebetulan adalah para perempuan lajang usia duapuluh tahunan – seperti yang tercermin pada seluruh karya dalam buku ini.


 


Kalau dicermati, dari 30 puisi (termasuk prolog dan epilog) karya Widiani Hartati, lima puisi gubahan Agnes Cynthia Dewi, dan lima cerita pendek karangan Arnette Harjanto yang termuat dalam buku AKU PEREMPUAN ini – jika boleh diibaratkan lagu – dapat dikategorikan dalam genre pop-modern yang easy listening. Penilaian ini di indikasikan dari: tema-tema cinta liris ataupun cinta universal yang diketengahkan; kekuatan yang lebih mengandalkan pada kekuatan lirik serta pengalaman puitik yang inter-personal dan kontekstual; serta, secara umum tidak diperlukan sebuah tingkatan taste maupun apresiasi yang ‘lebih tinggi’ untuk bisa menikmati isi dalam buku kumpulan puisi dan cerpen ini secara utuh, tapi, meskipun begitu tidak ada larangan kok kalau pembaca berkeinginan menikmati karya-karya tersebut secara metode sastrawi.


 


So, seperti pepatah kuno yang menyatakan bahwa ‘Tiada Gading yang Tak Retak’, buku ini pun punya beberapa kelemahan. Di antaranya yang cukup terlihat adalah ketidakefektifan dalam penggunaan kata/kalimat, (hmmm, antara sederhana dengan efektif ternyata memang berbeda ya? – pen.) pemenggalan diksi yang kurang tepat sehingga bisa mengkaburkan pemaknaan; dan kurangnya literasi.


 


Tapi, entahlah kalau memang itu adalah sebuah kesengajaan. Dan, untuk memastikan hal ini, sepertinya kita memerlukan satu ruang dialog yang bisa hadir secara interaktif dengan para penulisnya. Yang pasti, kamu jangan mengharapkan eksperimen yang ‘neko-neko’ dalam buku ini. Karena berpijak pada asumsiku di atas, buku ini mencoba mengalirkan suatu kesederhanaan dari para perempuan penulisnya, atau lebih tepatnya: sebuah kepolosan dan kejujuran.


 


Dan, terlepas dari segala kekurangan itu, Sahabat, kita sangat patut sekali mengangkat jempol dan menundukkan kepala sebagai tanda salut kepada mereka yang terlibat dalam buku ini. Ya, Setidaknya, kita bisa belajar dari mereka bahwa keterbatasan, batas dan batasan tidak pernah mengungkung seseorang pada satu kandang kekerdilan. Meski harus diterbitkan dan didistribusikan secara indie oleh penerbit WRACipta mereka telah mampu memujudkan kekuatan harapan dan cinta menjadi satu bentuk perjuangan yang mengejawantah bersama terbitnya buku ini.


 


Hmm, jujur, banyak sekali yang ingin aku bicarakan tentang buku AKU PEREMPUAN tersebut dalam artikel yang seharusnya sangat pendek ini. Tapi, sudahlah, kita bertemu saja di Kedai Buku Sinau Jakarta yang terletak di Jalan  Bekasi Timur 1 no 32 Jakarta 13350 pada tanggal 15 April 2006. Rencananya, buku tersebut akan jadi pembahasan Poetcorner#6 yang dimulai dari pukul 15.00 WIB dan diharapkan usai pukul 19.00 WIB. Insya’allah di sana, kita bisa bertemu dengan para penulisnya dan dengan teman-teman yang lain. Dengan begitu, kita bisa berbincang tentang buku ini secara asyik dan fair tentang buku tersebut.


 


Siapa tahu saja, seperti masa-masa romantik pernah kita alami dulu itu, kita bisa bersama-sama klangenan dan menyanyikan lagu Britney Spears itu seraya minum secangkir kopi pahit bergula manis. Ya, (I'm not a girl)... I'm not a girl don't tell me what to believe (Not yet a woman)...I'm just trying to find the woman in me, yeah (All I need is time)...Oh, all I need is time. That's mine... While I'm in between I'm not a girl...Not yet a woman. All I need is time A moment that is mine...While I'm in between I'm not a girl...oooohh. Not yet a woman…


 


Hot Regard,


Your Friends


 


Ferre Suga


http://www.kampungimaji.net.ms

No comments:

Post a Comment