Wednesday, 26 April 2006
Padang rumput, Hutan hutan! Padang rumput, Hutan hutan! Padang rumput, Hutan hutan!
Sebagai Raja, aku tak terbantahkan! Teriak seorang raja dalam dada.
Matanya bernyala, lalu mulutnya mengucapkan kata : "Maka, kambing ini
harus aku hukum karena tanduknya!" (Setiap kesalahan selalu merangkul
siksa. Tak pernah kuperdulikan siapa pelakunya!)
Seekor kambing menggerakkan kepalanya ke kiri, lalu ke kanan, lalu ke atas, mencari makanan.
Sebagai Hakim, adil jadi hasrat terbesarku! Teriak seorang Hakim setiap
hari dalam hati. "Kepadamu bakal kupertanyakan pembelaanmu!" lantang
dia berujar. (Sesungguhnya, aku tahu kau bakal menjawab dan aku tak
akan pernah paham!)
Seekor kambing menggerakkan kepalanya ke kiri, lalu ke kanan, lalu ke atas, mencari makanan.
Tak ada. Mengembek.
--Mati!
Seekor kambing menggerakkan kepalanya ke kiri, lalu ke kanan, lalu ke atas, mencari makanan. Tak ada. Mengembek. Gelisah.
Sebagai Raja, aku puas! (Tak ada yang bisa lepas dari jeratan sanksi! Apalagi mati!)
Sebagai Hakim, hasratku mewujud adil! (Sebab ketiadaan pembelaan yang dapat kupahami sebangun dengan pengakuan kesalahan abadi.)
Padang rumput, hutan
hutan. Seekor kambing menikmati santapan menjelang siang.
Tenang. Menyelinap. Harimau, menyiapkan
terjang terkam. Tersengat! Seekor kambing
kalap. Lari. Menerabas,
padang rumput. Hutan hutan. Kalap. Bersepatu roda. Tancap gas.
Terancam bebas!
Padang rumput, hutan
hutan. Padang berburu luas. Mendadak, lesat panah meleset.
Tertanduk! Amarah. Titah!
[VIA D.D TO BGIN]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment