yang sepele itu indah.
anak saya berumur 6 bulan. dan dia bersemangat sekali memainkan kancing baju, gordyn, sendok, kerincingan, bantal, jarinya sendiri dan mulutnya yang mungil. ia tertawa dan bicara bersama kawan imajinernya.
ia eksplorasi suara. suara dari tubuhnya tat tat tat ta kalau dia senang. ca ca ca ca kalau dia marah dan ngambek karena kurang perhatian.
ia eksplorasi gerak. dan sebabnya ia senang dengan benda bergerak. seperti motor bising yang lewat depan rumah kontrakan kami.
saya lupa bagaimana saya mulai menyukai benda-benda. tapi pengalaman bersama anak saya mengingatkan saya pada kenangan masa kecil.
tentang benda-benda. bergerak dan tidak bergerak. saya ingat semua benda seolah-olah bicara dengan saya. dot, lampu, bola, boneka. saya belum paham apa itu merah, biru, ungu atau hijau. semua yang bicara membuat saya gembira.
tentang manusia. saya belum paham apa itu manusia ketika itu. yang saya kenal cuma sosok ibu. apakah ia manusia saya tidak tahu. waktu itu seorang ibu adalah sumber kehidupan. saya juga tidak tahu makna sumber kehidupan, dalam bahasa bayi saya ingin mengatakan ibu sebagai tat tat tat ta. hal yang menyenangkan.
tentang ayah. saya tidak ingat sosok ayah. bahkan tidak bisa membedakannya dengan sosok ibu. mungkin sekarang saya dapat jawabnya, puting ayah tidak ada gunanya. secara biologis saya tidak pernah membaca: apa fungsi puting bagi laki-laki seperti saya. keindahankah, masih diragukan. jika ada lelaki tanpa puting bukannya dia tidak indah, hanya berbeda, dan kita jarang sekali melihatnya.
tentang alam. yang ada disekitar saya membuat hidup bahagia. seluruhnya. yang potensial mengancam dan menyelamatkan. membuat saya bahagia.
tentang tuhan. entah kapan saya kenal tuhan. dan pekerjaan rumah sampai sekarang adalah menelusuri jejak ikatan primodial: antara saya dan tuhan. sederhananya adalah ketika saya menciptakan 'anak' dengan suka cita. menunggunya. dan ternyata, kenyataannya dia dipertemukan dengan saya, saya tidak pernah menciptakannya. tapi saya bersuka cita. dalam proses dan hasilnya.
ketika saya mencari tuhan. adalah kebalikan dari proses 'penciptaan' anak. saya berharap saya akan bersuka cita. dikenalkan dengan benda-benda yang sepele kembali. di dunia yang baru. mencari dan bertemu adalah urusan proses dan hasil. tidak mencari dan ketemu adalah kebetulan.
kebetulan bertemu tuhan. kemarin ada beberapa kematian. ada yang bersukacita. ada yang berduka cita. mendadak mati adalah sebuah kebetulan. dirasakan mendalam bagi yang ditinggalkan. dalam setiap peristiwa kematian, saya bertemu tuhan di wajah-wajah para pelayat. sayangnya, mereka cemas. seperti menunggu giliran. menurut saya wajah tuhan itu ada karena sedih dan senang. tapi kecemasan? bukan bagian darinya. dia sama sekali tidak mirip dengan kesedihan. senang dan sedih adalah penggiliran. kecemasan diluar keduanya. bahkan dalam peristiwa pernikahan sekalipun, suasana senang terselip kecemasan. di kedua mempelai. kecemasan tidak terkatakan, dia terberitakan dalam wajah. dia tidak berbunyi. karena bunyi yang saya kenal cuma dua tat tat tat ta dan ca ca ca ca. kecemasan menyembul dari hati. dan urusan saya dengan jejak ikatan primodial saya pikir berasal dari sini. hati.
kebetulan saya bertemu kematian. saya tidak mencarinya. tapi ketemu, atau dia yang mencari saya. dan ketemu. haruskah saya cemas. tidak. karena kebetulan begitu sepele. saya ingin meyakininya seperti itu. siapa yang bisa menampik kebetulan. jika kebetulan itu sepele maka dia indah. kematian itu indah.
yang saya cemaskan. adalah tidak bertemu tuhan dengan wajahnya yang senang. tat tat tat ta. yang saya cemaskan adalah masa depan anak saya. masa depan anak saya di dunia yang dirundung kecemasan berkepanjangan. wajah dunia yang cemas terhadap kematian. wajah dunia yang mempersoalkan hal-hal yang terlalu rumit, tepatnya memperumit persoalan, menyepelekan kebetulan atau hal-hal yang tidak pernah dia ketahui tentangnya dan dia tidak pernah cari muasalnya. yang saya cemaskan adalah keindahan.
anak saya dan keindahan. yang indah adalah menjelaskan setiap hal yang indah, pada awalnya kepada anak saya. setiap awal adalah indah. setiap hal adalah indah. dan sekeliling kita dipenuhi keindahan yang tak terkatakan. mengapa keindahan dapat menjadi mencemaskan, apakah karena ia dekat dengan kematian karena dia berawal. atau karena dia dicari tapi tak ketemu.
pagi. kenangan masa kecil. anak saya dan masa depannya. kesamaannya adalah kami dipertemukan. bukan karena kebetulan. tapi karena dicari dan diketemukan.
Aji, kematian dan tuhan. kesamaannya adalah kebetulan. Saya dipertemukan oleh kebetulan.
ketiganya memiliki chemistry yang sama. kimia yang begitu saja hadir, bergolak dan berkembang di diri saya, kebetulan tak tertolak. Persamaan yang mungkin sepele (belum tentu mudah).
Mungkin saya akan bertemu Anda tanpa rencana apapun (dicari dan ketemu). Dan saya tidak sedang dalam suasana senang untuk mencari pertidaksamaan/perbedaan. Jadi jangan cemas, saya tidak mengusung kematian.
widhy | sinau
Two Thumbs Up!!!! [Mengutip 'entah siapa' yang sering saya jumpai di cover DVD bajakan, yang saya beli di daerah Glodok atau Ambasador]
ReplyDelete