
# bulan sepotong semangka
udara menggigil. ketika
bulan tepat di seberang kedai tak berpengunjung
karena sudah setengah gaji. setengah
hidup. menahan setengah bulan
untuk setengah mati. berusaha tidak beku rasa panas mata
cukup nasi di lemari pendingin. biar tidak basi
lauk yang bisa dipanaskan besok pagi
atau matikan saja selera
seperti pertama kali bulan menggetarkan udara. dengan
lingkaran pelangi di sekitarnya. bagai
santa. bercengkerama di kebun yang penuh pohon buah
pikirannya memenuhi udara. tidak cukup
untuk dimengerti. saat udara
sesak. seperti masa kanak-kanak yang kembali. mengangguk
terpesona kepada bayangan
tajuk dibuat untuk memantulkan cahayanya
setelah setengah bulan menunggu
disaat udara masih leluasa. menggeser
angin ke arah barat atau timur
dengan upacara sederhana
yang disajikan oleh kekerasan waktu. fiksi
dan ode yang diceritakan kembali. dianiaya
tak terduga. tak dipercaya walau darah mengalir nyata
di lembaran-lembaran laporan. cerita mulut ke mulut.
pelataran kebun buah tempat pesta. dan
cermin kamar mandi kusam penuh goresan
luka yang tidak membuat jera
sepotong demi sepotong bulan dimakan
udara tidak pernah tersia-sia. dibagi
berbagi perasaan. bukan
untuk sekarang. genderang ditabuh cepat
dan nyaring dengan sesuatu yang dipercaya. cuma
dirasakan. seperti kematian
bahkan seperti kehidupan sebenarnya. bukan
tentang pelajaran kehidupan
yang cuma sepenggal kebajikan tertunda pelaksanaannya
sepenggal lagi disisakan waktu
untuk masa depan
jika pengorbanan sampai pada bentuk yang sempurna
namun bulan masih setengah semangka
sebelumnya sabit. berteman
dengan rumput, bintang, atau atap masjid
setengah lagi terlempar. di depan
kedai. sekarang
tepat di seberang
telah menjadi pucat
udara kembali menggigil
mengingat masa lalu. kemudian
waktu menghitung mundur
sampai setengah mendekati nol
membeku udara di pesta Bulan Sepotong Semangka
# namun hidup terlanjur berarti
1.
waktuku tak banyak
aku menyerah
bukan berarti kalah
pisaumu dedahkan mimpi dan surat cinta
dari sahabat yang membabi saja
butaku belum apa-apa
belum amien
2.
namun hidup terlanjur berarti
adakah pesona lain kecuali musim yang tunduk
tengadah menatap kemungkinan pada mata langit
mungkin sesekali liar tak terkejar
tapi tak mengapa
kita masih punya lupa
hidup ini terlanjur berarti
walau hanya mengembara tangan kita kuasa memberi
# yang membuat seisi pertemuan cemburu
yang membuat seisi pertemuan cemburu
penanda tidak pernah salah
waktu menjadikannya lambang
yang berawal di keinginan aksara
untuk memulai percakapan
buat ramai bikin megah
yang membuat seisi pertemuan cemburu
percakapan soliter
ketika bebas dan jauh
mencari titik beku perasaan
sebelum dan sesudahnya arah sudah ditetapkan
seperti mencari bagian yang hilang dalam sebuah lukisan
padahal hanya keanehan yang belum bisa dimengerti
sebuah penanda
selalu berakhir seru
yang membuat seisi pertemuan cemburu
rendez vous bunga
merah berbunga
semua tanda lebur didalamnya
pengetahuan
perguruan
gincu
kaukah itu
akhir riwayatku
# setiap yang datang adalah orang yang tepat
terima kasih #1
untuk tidak merasa iba
bersikap sesuai dengan apa yang dipercaya ada
walau hati berdentam berbunyi gentar
warnanya sepucat buku putih itu
malam nanti
mari pergi
mencari tempat lain untuk bercakap-cakap
disini kita seperti orang gila
berteman suara ketikan
mulai pagi
ingatlah di dingin dinding ada mata
di cangkir kopi ada telinga
membaca kata-kata yang pingsan
ketika berbaris di kuning kertas pesan
(siang ini ada kemeriahan di kamar besuk)
terima kasih #2
untuk kepercayaan yang diberikan
kita telah bertukar darah bertukar catatan
bukanlah sebuah kejahatan memiliki ketakutan
untuk hidup dalam gelap
ketakutan jenis itu adalah kekuatan yang membuat iri ilmuwan
api dimatamu menebas gelap
menghidupkan mahluk rekaan yang menghuni otak
jika berkenan ajaklah aku berpetualang
jadi pencuri atau penyelundup
karena masih banyak yang tidak mampu
masuk ke dalam kelas seperti kita
karena salah asuhan atau salah baca
(ada yang mangkir namun tetap tersenyum)
terima kasih #3
saatnya main di kebun belakang
kita tanam rumput
ia hidup paling awal dan mati paling akhir
cocok untuk menyemai kata-kata yang akan kita jadikan cerita
ketika hari itu datang
sungguh aku senang
sebab bukan kekalahan seperti yang diberitakan
aku cuma berpindah ruangan
jika kau bersetia
lunasi utangku
bukan karena bangkrut tapi karena terlanjur berjanji
buku kita nanti bersampul oranye saja
(sebab senja adalah niscaya)
2006
# jalan, warna, dan gairah kota yang pasang surut
1.
pada sebuah pagi. berkaca kecemasan
dusta persetubuhan. dalam kota terlampau kasar
kelopakmu kubakar pelan-pelan. tertunduk lesu
sampai isyarat. gairah menguncup
2.
percakapan seperti kemarin. terlampau jenuh
penuh keinginan. sementara setiap orang
mengejar kesepian. mencabuti bunga-bunga
di puncak. jerit-menjerit
bahagia. karena kau terus asing
3.
di bibir selalu sungging. merah dingin
setiap kali seringai. kelabu sepi
mengadu gaduh. kuning rock n roll
kehilangan. warna yang diinginkan
setiap keharuan. seperti salah perlakuan
cinta yang berbeda. kembali tak jadi datang
kota seperti bingung. kehilangan ramuan
4.
di sebuah kedai yang sama sekali tidak seperti bar. sayup-sayup penonton tak beranjak
menanti kematian. dirinya sendiri sebagai aktor
dari panggung yang hilang berahi. berhenti bertualang
5.
sebuah kota selalu muda. lebih baik demikian
cuma keteguhan bunyi. mencari sudut tampil
seperti syair rolling stone. dimana-mana cinta
untuk mengingatmu. yang kehilangan objeknya
melahirkan kembali. akal sehat dan asesorisnya
metamorfosa sunyi. serta kebaikan tertentu
yang lepas kendali. kota terlampau dibakar cemburu
2006-2007
hmmmm... kayaknya enak..:)))
ReplyDelete