Friday, 11 August 2006

Ghibah, Lumpur Panas dan Uang Logam

Kali ini, kita bicara serius. Tentunya setelah (kalau aku tidak salah)
Majelis Ulama Indonesia (MUI), menetapkan infotainment itu termasuk
ghibah. Haram. Dosa. Dan, hasil akhir yang tak terbantahkan (mungkin
juga diperdebatkan), neraka!



Seorang teman mengajukan penawaran kepada saya, "Maukah engkau mengetahui bagaimana caranya menyatukan dosa dengan ibadah?"

Mendengar penawaran itu, terus terang aku terkaget-kaget luar biasa.
Aku pun lantas bersuara dengan (mungkin) seribu tanda seru, "Itu tidak
mungkin!!! (perwakilan dari seribu tanda seru)" Lalu, dengan penuh
kepahaman, aku menjelaskan bahwa dosa tidak mungkin menyatu dengan
ibadah. Saat seorang melakukan dosa, maka adalah mustahil pada saat itu
juga ia melakukan ibadah. "Secara intuitif pun kau sebenarnya mampu
membedakan hal itu." sergah aku kepadanya.

Saat aku sedang asyik-asyiknya menguraikan bantahan, tiba-tiba, muncul
seorang entah dari mana. Seorang itu bergumam. "Apakah mungkin seperti
sekeping uang logam?"  Berulang-ulang. Dan, kami terdiam. Menatap
ke arah si penggumam.



Apa sebab Israel menggempur Lebanon? Lalu, mengapa pula Israel
bersikeras melakukan hal itu; padahal banyak negara yang menghendaki
serangan tersebut dihentikan? Mungkinkah hal itu berhubungan dengan
jumlah sepeda motor yang semakin meningkat di Jakarta? Atau, terkait
dengan pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan datang? Rasanya,
seperti membaca sebuah buku yang tak lengkap dan tak jelas. Entah
karena pengarangnya yang rada kurang, atau pembacanya memang kelewat
lambat. Tapi, rasanya semua sudah jelas. Ada apa dibalik penghakiman
Saddam Husein? Atau, kenapa pula Fidel Castro harus sakit? Kapan
manusia bisa pindah ke Mars? Ah, Banjir Kanal Timur (BKT) saja butuh
waktu sampai 2008. Terus buat apa ada Mahkamah Agung? Atau, buat apa
pula Bagir Manan?



Saat ini, lumpur panas dari sumur Lapindo Brantas Inc masih terus
meluncur, mencari permukaan yang baru. Dan, aku mengetik tulisan ini
dimulai dari fatwa. Ghibah! Haram! Mungkin, uang logam!



[Deif-Feil]

No comments:

Post a Comment