Wednesday, 26 October 2011

Art of Possibilities Satu kata yang mirip dengan kemungkinan adalah kesempatan. Kemungkinan (possibilities) memiliki bentang waktu yang lebih panjang dibandingkan kesempatan (chance, opportunity). Kesempatan adalah 'sesuatu' yang memiliki momentum, memiliki daya dorong yang kuat. Ledakan energi, seperti reaksi berantai. Saya dan Karpov (yang bukan grandmaster) memiliki kesempatan yang sama dalam memenangkan satu set permainan catur. Namun dalam satu kali permainan, kami memiliki belasan (cukup di bawah 20 langkah) kesempatan untuk menyerang dan melakukan skak mat. Dalam permainan catur amatiran seperti ini, seringkali bukan kita yang menyusun strategi tersebut, namun lawan kita yang salah langkah, dan majulah kuda hitam. Ketika saya mencoba melawan Anatoly Karpov ( yang grandmaster) saya baru bisa membicarakan kemungkinan (sekalipun tetap ada kesempatan dalam setiap permainan). Kemungkinan tersebut dapat terjadi bila ada perhitungan dan sadar diri. Menghitung sumberdaya, dalam bahasa strategi menghitung amunisi dan bagaimana mendapatkan asupan amunisi. Bicara kemungkinan adalah bicara energi potensial. Dibutuhkan kalkulasi, setidaknya mengukur efek berantai pada tubuh, hati, dan pikiran kita untuk menghadapi ketidakpastian yang ingin dipastikan. Tsun Tzu mengajarkan cara berpikir di luar kotak, ketika berperang. Bahwa jumlah pasukan musuh dapat dikalahkan dengan 'perang urat syaraf'. Kalkulasi matematika dalam Tsun Tzu berguna, namun praktek untuk berpikir ke luar dari kalkulasi matematika (teori kemungkinan) penting untuk dilatih. Dalam banyak hal kita sering menghindar dari apa yang disebut kemungkinan. Bahwa semuanya baik-baik saja, dengan atau tanpa kita melakukan sesuatu. Jika kita tidak meluaskan kemungkinan, apakah ada sepikul, sekwintal, kesempatan yang bisa kita nikmati. Sesuatu yang tidak kita rencanakan akan terjadi dalam perjalanan menyusur kemungkinan. Semisal saja, ketika berjalan dari Ranu Pani ke Ranu Gembolo, kita mungkin berkalkulasi tentang cuaca, waktu, bekal, beban, dan kemungkinan mendapatkan tempat yang paling baik untuk bermalam. Dalam perjalanan kita akan berkesempatan menikmati semua kalkulasi tersebut dengan ketidakterhinggaan kebetulan-kebetulan. Sebut saja, bertemu kawan lama, berlama-lama di terowongan semak yang harum-daun dan bunga liar, menemukan sesuatu yang tidak kita kalkulasikan sebelumnya dan kita sesaat akan bersyukur dengan keputusan kita. Dan dalam permainan catur dengan granmaster Karpov kita akan sangat bergembira katika menemukan pola, menyiduk kecerdasan mereka, dan memanjangkan pengalaman untuk dijadikan amunisi pada pertandingan berikutnya dengan Kasparov (yang bukan granmaster dan yang granmaster). Kita memiliki pengetahuan tentang apa yang bisa kita lakukan selanjutnya. Kita bisa memiliki target yang lebih masuk akal, dan merencanakan sesuatu lebih baik, membuat peta jalan, dan (bahkan) kemungkinan-kemungkinan untuk mengalami seluruh 'kebetulan-kebetulan', kita mulai dapat mengkalkulasi sesuatu dengan pengalaman, bukan dengan asumsi. Dan kita berdialektika dengan kemungkinan tersebut, karena kita memiliki kesempatan yang sangat pendek semisal, katakanlah apakah ajal sudah dekat pada kita? Lupakanlah kesempatan ketika kita menyempitkan cakrawala kemungkinan. (widhy sinau)

No comments:

Post a Comment