Rating: | ★★★★ |
Category: | Other |
Ini gelas bukan untuk anggur yang bikin mabuk, tapi kopi kampung halaman
Ini kedai bukan untuk diperdebatkan, tapi disandingkan malam dan siang
Ini kepala penuh dengan niat yang dilugaskan, walau tangan sulit memilih sebiji rejeki dengan trengginas
Gelas-gelas diisi gerak secepat angin dan impian sekuat ingin
Yang tandas bukanlah kegilaan yang mengkhawatirkan, karena tidak mensisakan sesuatu pengalaman
Segelas kopi dipilih karena ia sesuatu yang segar-dirawat, ia abadi-seperti ingatan bayi -akan payudara yang sehat- lamunan suami yang barusan bebas tugas
Segelas kopi adalah buku terbuka layaknya cerita Multatuli, segelas kopi adalah politik ekonomi
Sekali lagi, inilah segelas obat demam, bagi yang sulit memahami malam
Mungkin terasa menggelisahkan, tapi malam atau siang juga bukan gelas yang harus dikosongkan, keduanya penuh impian
Dari Hadrami ke Sipirok, orang menanam, orang di kedai, disampingnya pena, tinta, gulungan papirus dan bambu
Orkes gambus atau blues gondang sembilan, itu bunyi dari hati, segelas kopi dan sebaris buku dilafalkan fasih
Impian kedai seperti berjalan diantara sepadang ilalang dan edelweiss, mata lelah beradu dengan segelas kopi
Impian kedai seperti berjalan diantara berbaris buku yang terus kontraksi, seperti bayi yang sedang ditulis takdirnya
Impian kedai adalah membawa segelas rock 'n roll ke dalam bab-bab buku, karena hidup seperti gempa lantai dansa
Impian kedai adalah menggenapi akademi dengan tradisi, menuangnya di lidah yang tidak puas dengan rasa manis
Impian kedai adalah mengganti mabuk dengan mabuk, bubuk dengan biji, menuliskan jelaga sebagai telaga
Sebatang pohon kopi di halaman tabula rasa, digambar anak manis saja, sebiji buku bertahan di ayunan ingatan
Ia yang hitam sebagai pembuka, ia yang hitam bisa juga sebagai penutup
Anak-anak mengecap rasa, hitam/putihnya bukan masalah, hanya saja jangan tinggalkan noda di kepala mereka
Segelas kopi dengan harum mengantarkan percakapan dengan ledakan gairah akan penemuan
Segelas ide yang teraduk dimulai dari pikatan yang kental dari akhir yang diangankan
Sehalaman ditanam berbatang-batang, seperti keyakinan dalam-memiliki pintu yang berisi suratan
Yang datang ke kedai adalah pencicip, penulis kisah tentang hidup, yang demikian adalah orang yang tepat
No comments:
Post a Comment