Monday, 14 June 2010

# kabar r35 rumah sinau

Mengajar adalah belajar. Pelajaran pertama di rumah kami adalah menanam pohon. Maka masing-masing individu yang ada di rumah kami memiliki satu pohon. Sebelum menghuni r35 kami menanam dalam pot dan tong.  Alasan pertama bagi kami untuk belajar menanam adalah tidak ada satu halpun dapat dicapai dengan jalan pintas yang tidak menimbulkan persoalan yang lain. Jalan pintas adalah menyelesaikan permasalahan dengan menimbukan permasalahan (baru atau unfinished bussiness pada permasalahan lama). Ini yang kami sebut sebagai belajar-habituasi, bagi kami sekeluarga. Alasan kedua adalah tempat tinggal kami sebelumnya (Jakarta) sudah sangat panas, karena kehilangan pohon dan kekurangan air. Di pelajaran IPA dulu, siklus alam tentang udara dan air (di peradaban Tiongkok disebut Feng Shui), saling berhubungan, udara segar dan air bersih berhubungan dengan perilaku menjaga dan merawat alam. 
 
Oleh karena itu selain membaca wahyu (yang sudah memproyeksikan kiamat dengan sejarah-artinya cerita bahtera Nuh niscaya terulang), jika dikaitkan dengan bencana menjadi suatu hal yang ‘bisa ditunda’. Dalam perspektif ilmu pengetahuan ‘bencana’, entropy adalah suatu evolusi artinya kejadian yang pasti namun dalam gerak (proses) lambat. Berbeda dengan percepatan yang dilakukan oleh ‘ulah manusia’ ketika menebang pohon, menguruk Situ atau Danau, membuang sampah di saluran air, maka gerak evolusi tersebut menjadi ‘dipercepat’. Terjadilah tanah longsor, banjir, kekeringan dan bencana lain yang kemudian dikategorikan sebagai susulan seperti wabah penyakit, kemiskinan. Jadi bencana adalah suatu hal yang sangat dekat, bukan datang dari jauh atau dari langit, dan sangat mungkin tidak berhubungan dengan moralitas Luna Maya yang sekarang sedang  ‘in’ dihakimi oleh berbagai kuasa moral. 


Jika bencana sangat dekat (dapat disentuh, bahkan dimaki-maki sekalipun) maka tugas kita sebagai manusia adalah mengurangi risikonya. Jangan menebang sembarangan, jangan membuang sampah, jangan menguruk saluran air apalagi sumber air (seperti Situ atau Danau). Jika dikaitkan dengan wabah penyakit maka jangan cari panyakit! dengan membiarkan sampah sembarangan bertebaran di lingkungan sekitar rumah, pelihara binatang rumah dengan sehat, saya mengajarkan ‘ngaji’ kepada anak saya sambil belajar mengenai kesucian: hati, pikiran, dan tubuh. Wahyunya adalah yang tersurat di alam raya ini, penerima dan pelaksananya adalah diri sendiri, keluarga, dan (maunya) komunitas. 
Attachment: kabar r35.pdf

No comments:

Post a Comment