Rating: | ★★★★ |
Category: | Other |
dari obrolan di kantor yang pucat. beberapa kawan mendiskusikan kemampuannya yang diatas 'common sense' awam. orang awam yang dimaksud adalah--persepsi orang biasa dalam memaknai setiap fenomena di depannya. sedangkan kawan-kawan yang intelektual, selalu meributkan metode dan metodologi ilmiah untuk membuktikan apa yang telah dibuktikan oleh 'common sense' sebagai sesuatu masalah, sesuatu sebab, sesuatu akibat, sesuatu dampak, sesuatu konsekuensi, dan sesuatu tentang tindakan yang harus dilakukan. parahnya metode dan metodologi ilmiah ini tidak pernah diuji untuk dirinya sendiri oleh kawan-kawan saya sebagai suatu yang memiliki nilai guna bagi orang kebanyakan. namun lebih banyak digunakan sebagai nilai tukar untuk mendapatkan penghasilan dari para 'bohir'. proyek sia-sia seperti inilah yang menjadi kebanggaan para peneliti kita yang tidak pernah punya mimpi seperti layaknya Newton.
seorang kawan lama mengingatkan. kalau teori dan praktek itu tidak terpisahkan. dalam setiap praktek sesungguhnya inheren, melekat sebuah teori. sehingga pemisahan praktek dengan teori, idealita dengan realita menjadi upaya yang sia-sia, bukan karena ketidakmungkinannya...namun pada kemungkinannya untuk menjadikan kita mengalami dehumanisasi, melakukan praktek yang nyata-nyata tidak sesuai dengan idealita kita...
kawan dari 'dunia lain' mengingatkan habituasi seperti inilah yang menyebabkan akademisi semakin berjarak dengan masyarakat.sebuah pengkhianatan intelektual.
sayapun mulai dengan arsip lama. betapa miskinnya kita terhadap kesenjangan antara teori dan praktek. dan parahnya bukan karena kita tidak memahami teori beserta implikasinya, namun karena kita mengkhianati keberuntungan kita, mengkhianati apa yang kita tahu dan pahami.
No comments:
Post a Comment