Rating: | ★★★ |
Category: | Other |
bagi dia, seseorang yang sedang membajak sawah di terik matahari, tanah adalah segalanya. bagi dia, seseorang yang terus menerus diterjang matahari, panas tidaklah memiliki arti. bagi dia, seseorang yang beragama, tentulah mengerti kapan harus berhenti.
tanah, panas, dan berhenti. bagi dia, tiga kata itu menggambarkan bagaimana hidup dilakoni. bagi dia, cukup adalah cukup. yang menurutnya sudah tidak banyak lagi bermanfaat untuk anak-cucunya. yang tidak lagi mengenal baik tanah, panas, dan berhenti.
bagi dia, pewarisan cita-cita adalah segala hal tentang kesejahteraan. jika petani seperti dirinya tidak lagi dihargai, maka perubahan memang dibutuhkan. tapi apakah cukup 'dengan perubahan', itu yang dia tanyakan ke generasi mendatang. perubahan datang dengan pasti, seperti cangkul dan tanah, namun bagi dia selalu ada risiko, seperti panen dan cuaca.
bagi dia, senandung itu do'a, mereka ada di saat tanam dan saat panen. bagi dia, doa yang ditanam seperti padi yang ditanam, dapat dipanen kapan saja. dan ketika harapan itu muncul, maka bencana suatu hal yang biasa saja, yang datang untuk menggenapkan bukan untuk mengurangi.
bagi dia, hidup adalah kerja. dan keyakinan terbesar adalah berserah pada karma. tidak ada yang tanpa sebab.
cukup ya cukup. jangan berharap lebih dari apa yang diusahakan, jangan memakan lebih dari yang dibutuhkan, jangan berkata lebih dari yang kita ketahui. resep sederhana untuk hidup sejahtera.
No comments:
Post a Comment