Sunday, 18 November 2007

Face Off


Analisa Weberian mengenai organisasi pemerintahan adalah efektifitas birokrasi terletak pada fungsi kontrol dan kendali atasan. Sehingga organisasi seringkali terjebak dalam personalisme dibandingkan profesionalisme. Personalisme yang dimaksud adalah atasan adalah peraturan itu sendiri. Sedangkan profesionalisme adalah kelembagaan yang efektif yang meliputi aturan main, keputusan, dan ketentuan administratif. Dalam beberapa dekade wajah personal birokrasi ini menyebabkan birokrasi publik menjadi kekuasaan, sehingga melupakan tugas kepemerintahan yaitu pelayanan publik (public service). Menyediakan barang publik yang tidak bisa disediakan oleh mekanisme pasar, karena jika 'pasar' berperan besar dalam penyediaan barang publik maka terjadi distribusi ketidakadilan, dalam pengertian pasar akan selalu melayani orang-orang yang sanggup membayar, sedangkan hampir setengah dari pendudukIndonesia bukan dari kalangan berharta, namun di Indonesia maksud dan tujuan untuk membuat birokrasi sebagai pelayan masyarakat kandas, dan distribusi ketidakadilan malah lebih dirasakan masyarakat, sebab utamanya adalah organisasi pemerintah menjadi alat untuk berkuasa. Dan seringkali sangat personal, berwajah kepala desa, bupati, gubernur atau presiden, itu dalam sistem pemilihan langsung. Dalam interior organisasi, birokrasi seringkali berwajah sang menteri atau kepala dinas.

Dengan wajah seperti maka ada perubahan yang dilakukan menyangkut birokrasi, (1) Perubahan Struktur Organisasi: Dari pengajian ulang fungsi pemerintahan yang beradaptasi oleh konteks negara sekarang dan memperhatikan lingkungan strategis luar dan dalam, maka organisasi birokrasi publik dapat dibentuk dengan membagi habis fungsi-fungsi pemerintahan tersebut. Dengan demikian akan tercipta suatu struktur organisasi yang layak dan sesuai dengan dasar pemikiran dan fungsi pemerintahan. (2) Perbaikan SDM: Perbaikan tidak berarti memulai dari nol melainkan penyempurnaan. Artinya SDM yang ada selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan atas kompetensi dalam suatu jabatan pada struktur organisasi birokrasi publik yang telah disempurnakan. Dimasa depan kebijakan mengenai SDM ini menyangkut; (1) pengadaan, (2) pembinaan termasuk karir dan kesejahteraannya, serta (3) peningkatan kompetensinya. Negara-negara Amerika Latin sekarang merubah struktur pemerintahnnya dengan sangat signifikan, dimulai dengan perubahan orang-orang yang oleh demonstran dikenal sebagai 'potong satu generasi' dilakukan. Para pelayan masyarakat diatas umur 50 tahun dapat langsung dipensiunkan dini. Sedangkan sistem rekrutmen sudah sejak awal menerapkan  'hanya' manusia yang memiliki visi masa depanlah yang layak menjadi pelayan masyarakat.  Kelayakan memilih  para abdi masyarakat ini lebih serius ketimbang memilih anggota KPU atau KPK, karena ujung tombak kesejahteraan setiap hari ditentukan oleh kualitas pelayan masyarakatnya, dan itu permanen, bukan ad hoc.

Pentingnya kemuan politik
Wajah personal birokrasi menunjukkan bahwa sistem politik yang berlaku masih sangat feodal. Walaupun terdapat mekanisme demokratis namun masih dalam tahapan prosedural, belum pada budaya berdemokrasi. Demokrasi tidak lebih sebagai instrumen untuk pergantian kekuasaan, penguasaan atas sektor publik. Bahkan menjadi senjata pamungkas bagi ‘pasar’ (pemilik modal) untuk menguasai akses produksi. Jika dulu dikenal plutokrasi dimana kekuasaan dan kekayaan cuma bermain di sekitar sanak famili dan kerabat, maka kini dikenal persitilahan netocracy dimana kekuasaan dan kekayaan cuma berkeliling di sekitar ‘kawan sepermainan dan seperjuangan’. Dalam budaya seperti ini harapan terhadap birokrasi untuk melayani masyarakat dibebankan. Sehingga wajah yang personal dari birokrasi mau tidak mau harus diganti dengan wajah organisasional. Persoalan pergantian wajah ini bukanlah semacam ‘face off’ dimana para pejabat publik diajarkan untuk memiliki bahasa verbal dan bahasa tubuh yang santun, bukan pula harus memiliki marketing team atau kehumasan yang dahsyat, yang dapat menutupi kecerobohan, kelalaian, dan  kegagalan. Wajah birokarsi yang diinginkan adalah wajah yang memiliki kedekatan dengan urusan pemenuhan kebutuhan publik, bukan pemenuhan atas biaya yang dikeluarkan untuk membuatnya mendapatkan kekuasaan. Kemuan politik tidak mungkin dilakukan jika birokrasi masih asik terlibat dalam ayunan dan buaian kawan sepermainan atau seperjuangan. Karena yang terpenting adalah distribusi keadilan, dengan mendahulukan publik bukan gerombolan.

Setelah melakukan face off, ternyata para birokrat dan politisi salon ini lebih butuh biaya untuk pencitraan anti  penuaan, anti keropos, anti noda, dan tetap terlihat bugar. Sampai tulisan ini dibuat usaha mereka tidak berhasil.

widhy | sinau




No comments:

Post a Comment