Start: | Nov 7, '09 11:45a |
End: | Nov 7, '09 11:30p |
Location: | Gelora Senayan Jakarta |
Direncanakan akan di sediakan 4 panggung pertunjukan (dengan satu panggung utama), 40 pengisi acara dalam dan luar negeri, dan pertunjukan akan digeber mulai pukul 12.00 siang dan direncanakan berakhir pada pukul 11.30 malam. Semangat Jakarta sebagai Ibukota Blues Asia Tenggara..
Sejauh mana kesadaran dan pengenalan Anda pada keberadaan musik blues di Indonesia? Benarkah perkembangan musik ini di tanah air tidak terbatas dan tidak “seheboh” aliran musik lain seperti pop, rock, dangdut atau yang “sedarah daging” dengannya seperti jazz, hip hop juga R&B?
Bisa jadi tidak semua orang bisa menikmati alunan musik blues. Nada-nada melodi blues yang terkadang seolah njelimet, lambat tak bergairah, namun juga bisa tiba-tiba cepat menghentak, boleh jadi tak mudah dicerna dan bukan selera semua orang. Tapi tahukah anda bahwa justru musik blues-lah, akar dari semua aliran musik yang ada saat ini, kecuali musik klasik? Dan juga bahwa blues bukan semata sebuah musik untuk hiburan, tapi juga bisa dipakai sebagai alat pembelajaran.
Musik yang lahir dari kaum Afro-Amerika pada masa perbudakan ini, memiliki makna sejarah yang dalam dan panjang, yang berisi semangat perlawanan terhadap penindasan. Dan semangat inilah yang dipandang sejumlah kalangan sebagai titik temu kecocokan musik blues dengan musisi atau pencipta lagu blues yang ada di Indonesia sejak zaman dulu. Misalnya pahlawan nasional sekaligus komposer besar Indonesia, Ismail Marzuki. Banyak pecinta blues memandang bahwa Ismail Marzuki telah nge-blues dengan lagu-lagu ciptaannya sejak tahun 30-an. Satu contohnya adalah lagu Juwita Malam, yang kemudian dinyanyikan ulang oleh Slank dengan alunan blues yang sangat kental. Juga seniman legendaris Benyamin Sueb, yang populer dengan gambang kromong serta pop jenaka, ternyata pernah nge-blues juga bahkan sampai satu album rekaman pada era 70-an. Dan diikuti oleh Koes Plus, D’lloyd, Guruh Gipsy, Chaseiro, God Bless bahkan juga Harry Rusli.
Salah satu tamu Kick Andy adalah Kiboud Maulana. Gitaris jazz dan blues senior era 70-an ini, awalnya tidak terlalu menggubris pendapat banyak orang bahwa dia adalah seorang musisi blues handal. Namun kemudian ia berubah dan menerima pujian itu, setelah bermain blues selama beberapa hari dengan bapak blues Amerika, BB King di House of Blues milik BB King. Selain itu, Kiboud juga pernah manggung bersama John Mayall, legenda blues dari Inggris. Oleh mereka, Kiboud dipuji sebagai seorang bluesman sejati. “Blues harus dimainkan dari jiwa, lalu turun ke jari dan jemari akan memainkannya dengan sendirinya. Itulah blues,” tegas Kiboud saat ditanya seperti apa ia memaknai blues.
Sementara generasi muda blues, diwakili oleh Adrian Adioetomo dan Rama Satria Claproth. Adrian adalah gitaris solo musik blues, yang juga kolektor segala hal yang berbau blues. Menurut Adrian, blues adalah musik yang langsung “kena” dengannya dan bisa mewakili jiwa mudanya, yang terkadang diwarnai semangat pemberontakan terhadap status quo yang berlangsung di sekitarnya. Ia merasa bisa mengekspresikan seluruh pemikiran dan perasaannya dengan musik blues. Dan Adrian telah menelurkan sebuah album solo blues, yang berisi lagu-lagu-lagu blues berbahasa Indonesia dan Inggris ciptaannya.
Sementara Rama Satria, adalah anak muda yang sejak usia 3 tahun sudah “tercekoki” harmoni blues oleh ayahnya yang fanatik blues, Richard Claproth. Obsesi Richard sebagai musisi blues yang tak kesampaian karena tak diijinkan orang tuanya, dilampiaskannya ke tiga anaknya. Bahkan demi meneruskan hasratnya yang sempat terkubur, Richard membuat sebuah kafe bernuansa blues di daerah Menteng Jakarta Pusat, di mana ia dan para penggemar blues bisa ber-jam session bersama di dalamnya. Bahkan Richard juga menggunakan blues sebagai alat pembelajaran bagi anak-anaknya. Mulai dari cara mengelola emosi, penajaman intelektualitas, hingga upaya menumbuhkan religiusitas mereka melalui nada-nada pentatonik dan vibrasi khas dari musik blues.
Rama dan adik-adiknya, yang akhirnya benar-benar nyambung dengan musik blues, mulai memainkan musik blues dengan sejak usia 10 tahun secara serius. Dan pada saat ia berusia 21 tahun, bersama ayah dan adik-adiknya, mereka berkelana manggung di sejumlah kandang blues di Amerika dan Eropa. Menurut Rama, bule-bule yang menyaksikan aksi nge-blues mereka, sangat apresiatif dan suportif dengan keberadaan bluesman muda Indonesia ini. Mereka juga sempat membentuk band keluarga bernama Jaque Mate dan menghasilkan sebuah album komersil blues.
Sedangkan sebagai wadah menyatukan musisi dan penggemar blues di Indonesia, dibentuklah InaBlues. Di sinilah blues diharapkan bisa berkembang, baik secara konten dan komersil di Indonesia. Sejumlah tokoh lintas profesi, bermain blues dengan intensif dan menggelar sejumlah event musik khusus blues rutin tahunan. Selain Kiboud Maulana, ada Frans Sunito, yang dirut Jasa Marga, dokter Tammy Daud (Blues News), juga musisi senior seperti Odink Nasution (gitaris Guruh Gipsy), Bambang Wuryanto (keyboardis Big Man Robinson), Edwin “Chaseiro” Hoediro dan masih banyak lagi.(kick andy)